SEJARAH HARI LAHIR PANCASILA DAN PENETAPAN TANGGAL MERAH TIAP 1 JUNI

SEJARAH HARI LAHIR PANCASILA DAN PENETAPAN TANGGAL MERAH TIAP 1 JUNI

upacara lahir pancasila
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kemarin. Jokowi akan memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun 2022 yang digelar di Lapangan Pancasila Ende, NTT, pagi ini (footage: https://beritacenter.com)

Spensapa – Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Sejarah hari penting ini telah ditetapkan sejak tahun 1945. Pada tanggal 1 Juni 1945 ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Lahir Pancasila melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016.

Pidato Soekarno Hari Lahir Pancasila

Dilansir dari buku Sejarah dan Budaya Politik (2002) karya Satya, Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mengadakan sidang pertama dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945. Rapat tersebut dilakukan di gedung Chuo Sangi In yang sekarang dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung itu digunakan sebagai gedung Volksraaf atau Perwakilan Rakyat. Rapat tersebut tidak menemukan titik terang. Soekarno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasan pada 1 Juni 1945. Gagasan yang disampaikan Soekarno tentang dasar negara Indonesia merdeka, dinamakan Pancasila.

Penetapan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni

Dilansir dari Historia, Presiden Soekarno menuntut diadakannya acara peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1964. Hal ini karena beberapa orang mulai menyelewengkan Pancasila. Saat itu tepat hari ulang tahun ke-19 Pancasila. Hari Lahir Pancasila diperingati untuk pertama kalinya dengan upacara kenegaraan di Istana Merdeka. Pancasila Sepanjang Masa menjadi slogan. Dikesempatan itu, Soekarno menguraikan kembali rumusan Pancasila berikut kelima silanya. Kemudian, peringatan Hari Lahir Pancasila kemudian dilaksanakan setiap tahun, setiap tanggal 1 Juni. Terakhir Soekarno memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1966.

Setelah itu, masa rezim Orde Baru tepatnya pada 17 September 1966 Menteri atau Panglima Angkatan Darat Jenderal TNI Soeharto kemudian menetapakan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hal tersebut untuk memperingati keberhasilan Soeharto menggagalkan upaya kudeta 1965. Soeharto sempat memperingati Hari Lahir Pancasila pda tahun 1967 dan 1968. Namun, sebagai upaya penghapusan warusan Soekarno, melalui Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban) melarang peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni mulai tahun 1970. Pada 1 Juni 2016 Presiden Joko Widodo menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) No. 24 Tahun 2016 yang menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Lalu mulai tahun 2017, setiap 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional atau tanggal merah untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.

Wasiat Bung Hatta

Cerita mengenai pidato Soekarno yang menjadi ide utama kelahiran Pancasila itu juga diceritakan dalam wasiat Mohammad Hatta. Mohammad Hatta, negarawan sekaligus Wakil Presiden Indonesia pertama, mengungkap sejarah Hari Lahir Pancasila dalam wasiatnya yang ditujukan kepada Guntur Soekarnoputra, putra pertama Soekarno dan Fatmawati.

Dalam wasiat yang ditandatangani pada 16 Juni 1978 tersebut, Bung Hatta memulai dengan cerita ketika dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ketua Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mempertanyakan dasar negara Indonesia. “Dekat pada akhir bulan Mei 1945, dr. Radjiman, ketua Panitia Penyelidikan Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia, membuka sidang Panitia itu dengan mengemukakan pertanyaan kepada rapat: “Negara Indonesia merdeka yang akan kita bangun itu, apa dasarnya?” tulis Bung Hatta dalam dokumen yang dikirim ke Guntur yang dipublikasikan di Kompas, 15 Maret 1980. Saat itu, kebanyakan anggota rapat tidak mau menjawab pertanyaan dr. Radjiman karena takut menimbulkan persoalan filosofi yang berkepanjangan. Namun, Soekarno menjawab pertanyaan tersebut dengan menyampaikan pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Pidato Bung Karno ini mengemukakan Pancasila yang memuat lima sila sebagai dasar negara Indonesia yang merdeka. Bung Hatta mengatakan, pidato Bung Karno menarik perhatian para anggota panitia dan disambut dengan tepuk tangan yang riuh. “Sesudah itu sidang mengangkat suatu Panitia Kecil untuk merumuskan kembali Pancasila yang diucapkan Bung Karno,” tulis Bung Hatta.

Adapun Panitia Kecil tersebut terdiri dari 9 orang, yakni Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, H.A. Salim, Ahmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin. Kemudian, 9 panitia ini mengubah susunan Pancasila dan menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama. Sila kedua, yang dalam rumusan Bung Karno disebut Internasionalisme atau perikemanusiaan diganti dengan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila ketiga, sila Kebangsaan Indonesia diganti dengan Persatuan Indonesia. Sila keempat, Mufakat atau Demokrasi diganti dengan sila Kerakyatan. Terakhir, sila kelima yang oleh rumusan Bung Karno disebut Keadilan Sosial diganti dengan sila Kesejahteraan Sosial. Baca juga: Makna Simbol Pancasila, Sila Pertama hingga Kelima Perubahan rumusan Pancasila oleh Panitia 9 ini diserahkan kepada Panitia Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 22 Juni 1945 dan diberi nama “Piagam Jakarta”. Kemudian, “Piagam Jakarta” dijadikan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sehingga Pancasila dan UUD menjadi dokumen negara pokok. “Pancasila dan Undang-Undang Dasar yang sudah menjadi satu Dokumen Negara itu diterima oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan sedikit perubahan”. Sedikit perubahan yang dimaksud Bung Hatta adalah menghilangkan kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi penduduknya” pada sila pertama Pancasila. “Sungguhpun 7 perkataan itu hanya mengenai penduduk yang beragama Islam saja. Pemimpin-pemimpin umat Kristen di Indonesia Timur berkeberatan kalau 7 kata itu dibiarkan saja, sebab tertulis dalam pokok daripada pokok dasar Negara kita sehingga menimbulkan kesan, seolah-olah dibedakan warga negara yang beragama Islam dan bukan Islam”. Berdasarkan kesaksian Bung Hatta yang dituangkan dalam wasiat ini, tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila karena pada tanggal tersebut Bung Karno pertama kali mencetuskan Pancasila dalam pidatonya. https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/01/113100823/sejarah-hari-lahir-pancasila-dan-penetapan-tanggal-merah-tiap-1-juni?page=all.

BANGGA ANAK PACITAN PUNYA KARYA, SEDIAKAN SPOT KOLEKSI KARYA PENULIS PACITAN

BANGGA ANAK PACITAN PUNYA KARYA, SEDIAKAN SPOT KOLEKSI KARYA PENULIS PACITAN

pacitankab.go.id (28/05/22). Ada yang baru dengan wajah Perpusda di dalam ruangan lobby, tepatnya di samping barat resepsionis. Ya akhirnya buku-buku koleksi buah karya para penulis Pacitan terpampang cantik di titik spot yang mudah diakses pengunjung yang baru datang masuk ke ruang lobby.

Topan, Kepala Disperpusip Pacitan mengungkapkan rasa bangganya, di Pacitan banyak penulis, untuk itu salah satu cara Disperpusip untuk men-support dan menghargai para penulis Pacitan adalah dengan membuatkan spot rak khusus karya mereka, serta membantu mempromosikan ke khalayak umum. “Semoga saja setelah ini, akan lebih bermunculan lagi penulis-penulis di bumi Pacitan tercinta ini,” ungkap Kadis, Senin (23/05).

Lelaki yang di waktu luangnya hobby membaca buku berbau sejarah dan budaya ini juga menambahkan, pihaknya tidak akan berhenti pada penempatan spot rak khusus karya Wong Pacitan saja. “Ke depan kita terobsesi akan ada galeri khusus untuk semua buku hasil karya anak-anak Pacitan, baik itu buku History, Filsafat, cerpen, komik, dan legenda rakyat yang sudah mulai dilupakan orang orang Pacitan sehingga dapat lestari dari generasi ke generasi berikutnya,” tambahnya.

Langkah inovasi Perpusda ini bergerak selaras dengan visi misi Mas Aji yaitu “Masyarakat Pacitan Sejahtera dan Bahagia” dan “Menciptakan Birokrasi Pemerintah yang inovatif, Profesional, dan Melayani”.

Dulur Pustaka Pacitan, adakah coretan tinta indahmu juga sudah menghiasi jajarannya?
Jika belum, yuk datang ke Perpusda sambil bawa karya tulismu, karena bukumu akan sangat bermanfaat disini.

Tetap semangat kawan-kawan penulis Pacitan, mari bersinergi untuk mencerdaskan bangsa. Utamanya masyarakat Pacitan.

Karya siapa sajakah yang sudah terdisplay? Monggo rame-rame datang ke Perpusda. Sejuk ber-AC dan nyaman tentunya. Juga bisa buat foto selfie di ruang atas sambil menikmati gerimis yang mengguyur Alun-alun kotaPacitan. (DisperpusipPacitan)

MENGENAL LEBIH DEKAT KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

MENGENAL LEBIH DEKAT KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

Dalam usaha untuk memulihkan kembali pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan Kemendikburistek terkait kurikulum nasional selanjutnya akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.

Kurikulum Merdeka adalah nama baru dari kurikulum prototipe yang resmi diluncurkan oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Penasaran dengan bagaimana pengaturan dan penerapan Kurikulum Merdeka ini?

Pada saat ini, sekolah masih boleh memilih kurikulum yang akan digunakan di satuan pendidikan masing-masing. Pilihan kurikulum yang diberikan antara lain: Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat yang diluncurkan untuk merespon dampak dari pandemi Covid-19. Pengertian Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati.

Adanya pilihan bagi sekolah untuk menggunakan salah satu dari tiga kurikulum ini didasarkan pada dua  alasan berikut ini:

1. Sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah.

2. Kebijakan memilih kurikulum diharapkan dapat memperlancar proses perubahan kurikulum nasional karena dilakukan secara bertahap. Dapat dikatakan bahwa kebijakan memberikan opsi kurikulum sekolah merupakan salah satu upaya manajemen perubahan.

Esensi Kurikulum Merdeka adalah pendidikan berpatokan pada esensi belajar, di mana setiap siswa memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Tujuan merdeka belajar adalah untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 secara efektif. Untuk saat ini Kurikulum 2013 tetap dapat digunakan sembari sekolah bersiap-siap untuk menerapkan kurikulum baru ini. Setiap satuan pendidikan dapat menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap berdasarkan kesiapan masing-masing.

Mengapa Kurikulum Merdeka?

Gambar : Pembelajaran di perpustakaan dengan media komputer

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran dalam waktu yang cukup lama. Hasil studi dan juga hasil ujian PISA telah menunjukkan bahwa banyak anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Terdapat kesenjangan pendidikan yang mencolok antar wilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Dan hal ini  diparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda kurang lebih 3 tahun ini. Untuk memulihkan keadaan ini, diperlukan perubahan yang sistemik. Salah satunya melalui kurikulum sekolah. Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka dengan tujuan utamanya yaitu untuk memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama dialami anak-anak Indonesia.

Apa Karakteristik Kurikulum Merdeka?

Foto : Hasil liputan Jurnalistik Spensapa 2022

Kurikulum merdeka yang sebelumnya dikenal dengan sebutan kurikulum prototipe ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Kurikulum Merdeka yang diklaim mampu mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan learning loss mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.

2. Fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

3. Guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

4 Pokok Kebijakan Terkait Kurikulum Merdeka Belajar

Sebagai tindak lanjut arahan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar” yang meliputi: Program tersebut meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.

Pada tahun 2020, USBN akan digantikan dengan ujian atau asesmen yang diselenggarakan sendiri oleh sekolah. Ujian yang diadakan untuk menilai kompetensi siswa dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis dan atau bentuk tes lainnya yang lebih komprehensif seperti portofolio dan penugasan yang termasuk di dalamnya tugas kelompok, karya tulis, dan lain sebagainya. Dengan demikian guru dan sekolah memiliki kemerdekaan untuk menilai hasil belajar siswanya. Anggaran yang sedianya digunakan untuk USBN dapat digunakan untuk mengembangkan kapasitas guru dan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Ujian Nasional (UN) terakhir kali diadakan pada tahun 2020. Yang kemudian pada tahun 2021 diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survey Karakter. AKM ditekankan pada kemampuan Literasi dan numerasi siswa yang mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti PISA dan TIMSS. Pelaksanaan AKM dan Survey Karakter dilakukan pada siswa yang berada di tengah jenjang sekolah misalnya kelas 4, 8, dan 11. Hal ini bertujuan untuk mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan bukan untuk basis seleksi siswa pada jenjang berikutnya.

Arah kebijakan baru yang berkaitan dengan kurikulum mengatakan bahwa guru dapat bebas memilih, membuat, dan mengembangkan format RPP. RPP wajib memuat 3 komponen yaitu, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. Sedangkan komponen lainnya hanya bersifat melengkapi saja.

Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), Kemendikbud akan tetap menggunakan sistem zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Sedangkan untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah. Mendikbud kemudian menambahkan bahwa setiap daerah berwenang menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi.

Foto : Hasil liputan Jurnalsitik Spensapa 2022

Apa Kriteria sekolah yang akan Menerapkan Kurikulum Merdeka?

Seperti telah diungkapkan oleh Mas Menteri, Nadiem Makarim, saat ini sedikitnya sudah ada 2.500 sekolah atau 31,5 persen sekolah yang sudah menggunakan kurikulum merdeka ini. Kurikulum ini dipercaya membuat pembelajaran lebih sederhana, fokus, dan beban materi lebih ringan. Meskipun tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini, sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus memenuhi beberapa kriteria pokok, yaitu memiliki minat dan komitmen menerapkan kurikulum Merdeka untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala sekolah terlebih dahulu akan diminta untuk mempelajari materi tentang konsep Kurikulum Merdeka. Setelah akhirnya memutuskan untuk mencoba menerapkan kurikulum merdeka, sekolah akan mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat. Kesediaan kepala sekolah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi Kurikulum Merdeka pada konteks masing-masing memiliki peranan penting yaitu menjadi kunci keberhasilan penerapan kurikulum ini.

Kemendikbudristek hanya menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum berdasarkan hasil survei sekolah yang telah dilakukan. Kemudian akan dilakukan pemetaan tingkat kesiapan dan disiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan oleh sekolah.

Pentingnya mengenal Kurikulum Merdeka adalah untuk meminimalisir tingkat kesalahpahaman terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka yang pada pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih sederhana dan mendalam diharapkan dapat kembali melejitkan potensi anak bangsa. (Sumber https://kampus.republika.co.id/posts/125478/apa-itu-kurikulum-merdeka-simak-penjelasan-lengkapnya)

RIBUAN PELAJAR PACITAN MENGGAMBAR BERSAMA SBY DI PANTAI PANCER DOOR PACITAN

RIBUAN PELAJAR PACITAN MENGGAMBAR BERSAMA SBY DI PANTAI PANCER DOOR PACITAN

Spensapa(21/05/2022). SBY panggilan akrab dari Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan pulang kampung ke Pacitan. Orang asli kelahiran Pacitan yang pernah menjabat sebagai Presiden Repubik Indonesia (RI) ke -6 ini tiba di Pacitan, Jawa Timur,13/05. SBY tiba sekitar pukul 18.30 WIB melalui jalur darat, dari bandara Internasional Adi Sumarmo, Solo dan langsung menuju Wisma Drupadi yang berada satu komplek dengan Museum dan Galeri Seni SBY ANI di Kel. Ploso Pacitan. Dikutip dari www.pacitankab.go.id, SBY berencana tinggal di Pacitan sampai 23 mei 2022. Dari beberapa yang diagendakan SBY yakni Meninjau secara langsung pembangunan Museum dan Galeri Seni SBY ANI, menikmati menu makanan khas Pacitan di pasar Minulyo, Rabu (18/05) malam. Dan agenda puncaknya yang sekarang ini berlangsung, menggambar bersama pelajar SD, SMP dan SMA/SMK Pacitan di pantai Pancer Door, Sabtu (21/05). Dari hari rabu (18/05) masing-masing sekolah sudah dilakukan technical meeting oleh panitia kepada perwakilan sekolah. Technical meeting seperti pembagian area per sekolah, area menggambar khusus dengan SBY yang diikuti pelajar pilihan, area parkir pelajar dsb. “Untuk kegiatan di Pancer Door, siswa Spensapa sudah kita breafing secara internal hari kamis kemarin. Kita kumpulkan 200 pelajar Spensapa yang nantinya akan mewakili sekolah kita untuk kegiatan menggambar. Kita berikan informasi terkait untuk pelaksanaanya, apa saja yang dibawa dan pastinya yang tidak boleh kita bawa atau lakukan disana. Semua demi menjaga kondisi dan situasi agar siswa senantiasa tertib”. papar Yoyok Subiyantoyo, S.Pd Kaur Kesiswaan sekolah.

Seperti yang sudah diinformasikan ke siswa, berangkat dari rumah masing-masing dan berkumpul di utara sekitaran pabrik Alami, Barehan, Sidoharjo. Siswa berkumpul untuk parkir sepeda, memakai pin dada dari panitia dan selajutnya berjalan kaki dengan rapi ke area menggambar yang memiliki jarak kurang lebih 200 meter saja. Sesampai disana siswa dibagi menjadi beberapa bagian untuk digabungkan dengan blok yang sudah ditentukan panitia. Diantara dari sekian siswa Spensapa yang mengikuti kegiatan ini, ada yang terpilih untuk masuk di ring 1 atas nama Harun Perdana Putra dari kelas VIII E. Di ring 1 siswa yang terpilih harus di swab terlebih dahulu. Dan dapat langsung bertemu dan menggambar berdampingan dengan SBY, kesempatan yang luar biasa bukan. Untuk diluar ring 1 protokoler tidak seketat yang diperkirakan, jadi pembina dan siswa bisa berkesempatan bersua foto bersama Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji dan mas Ibas yang tak lain adalah putra SBY ke-2 yang sekarang menjabat sebagai anggota DPR RI. “Alhamdulillah dari sekian pembina dari Spensapa, dapat ikut serta melihat dari dekat kegiatan ini berlangsung. Melihat siswa kita menggambar bersama dengan putra terbaik bangsa. Dan bangga sekali bersama pak SBY mengingat banyak sekali jasa-jasa beliau untuk Indonesia dan Pacitan dan beliau sebagai motivator untuk putra putri Pacitan”. terang Any Suprapno, S.Pd.,MM.Pd selaku Kepala SMP Negeri 1 Pacitan.

Dikutip dari www.nasional.kompas.com melukis, adalah hobi SBY yang dulu sempat ditinggalkan. Ketika PPKM berlangsung, dikesempatan itulah SBY gunakan untuk menekuni kembali hobi menggambar. Alhasil lukisan SBY di pantai Pancer Door sangat indah dan menawan. SBY menggambar 3 pemandangan yang semuanya merupakan lukisan panorama pantai. “Dari yang dipaparkan beliau pak SBY, beliau melukis pemandangan pantai Pancer Door dan pantai Kasap. Semuanya indah dan mempesona, seperti pelukis profesional luar biasa pak SBY”. sambung Sri Hartati, M.Pd Wakasek SMP Negeri 1 Pacitan. Namun disamping itu hasil lukisan siswa Spensapa juga tak kalah bagusnya dengan SBY. Hasan, yang melukis separuh badan putra terbaik bangsa itu bak pelukis handal. Dari hasil lukisannya SBY nampak begitu berwibawa dengan senyumnya yang mempesona. Lagi, dari Wulandari siswa kelas VIII I yang saat itu lukisannya dilihat oleh mas Ibas. “lukisannya bagus sekali, luar biasa padahal masih SMP. Kelak bisa jadi komiker profesional, belajar terus ya”. papar Anggota DPR RI yang kerap dipanggil mas Ibas.

Sebelum acara menggambar di pantai Pancer Door ditutup, SBY membagikan sertifikat penghargaan menggambar bersama SBY kepada semua pelajar yang hadir. SBY juga memberikan hadiah doorprize secara randome yang jatuh kepada Jihan Mufidah, siswa dari SDN Baleharjo 1. Hadiah berupa lukisan Pantai Kasap karya asli SBY yang dilukis saat acara berlangsung. Suasana yang begitu akrab dan kekeluargaan ini berakhir pukul 11.30 WIB. SBY resmi menutup acara, menggambar bersama SBY, dengan ucapan terimakasih kepada mas Ibas Anggota DPR RI dan teman-teman dari jakarta, kepada orang tua, Seniman, calon seniman dan pecinta seni dan budayawan dan kepada siswa pelajar SD, SMP, SMA/ SMK. SBY sangat mengapresiasi Komunitas Seniman Budayawan Pacitan sebagai pemrakarsa, yang di Amini oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan. “Ini prakarsa yang baik, ini ide yang baik, kegiatan yang baik pula karena didunia ini banyak sekali yang harus kita syukuri, antara lain alam ciptaan Tuhan di seluruh dunia. Di bumi Pacitan ini kita juga harus pandai bersyukur karena alam di Pacitan tak kalah indahnya dengan yang ada di temapt-tempat yang lain, di Indonesia atau di luar negeri”. tutur Susilo Bambang Yudhoyono saat menutup acara menggambar bersama SBY.

 

 

MEMPERINGATI HARDIKNAS 2022

MEMPERINGATI HARDIKNAS 2022

Spensapa (14/05/2022). Hayo siapa yang tahu, tanggal 13 Mei termasuk hari besar nasional apa? Harkitnas? atau Hardiknas?. Jawabannya semua salah, tanggal 13 Mei tidak termasuk hari besar nasional. Lantas kenapa tanggal 13 Mei kemarin semua Instasi atau sekolah-sekolah melaksanakan Upacara bendera?. Merujuk surat dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, (Kemdikbud) Republik Indonesia No. 28254/MPK/TU.02.03/2022 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022 berbunyi sebagai berikut.

  • Sehubungan dengan Hari Raya Idulfitri 1443 H dan cuti bersama tahun 2022, maka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan Upacara Bendera Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022 pada tanggal 13 Mei 2022 pukul 08.00 WIB secara tatap muka, terbatas, minimalis, dan menerapkan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah tanpa mengurangi makna, semangat, dan kekhidmatan acara.
  • Instansi pusat, daerah, satuan pendidikan, serta Kantor Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berada dalam daerah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 dan Level 2 diperkenankan untuk menyelenggarakan upacara
    bendera secara tatap muka, terbatas, dan minimalis dengan berpedoman pada ketentuan 28254/MPK/TU.02.03/2022 22 April 2022
    yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
    sebagaimana terlampir.
  • Untuk instansi dan satuan pendidikan di daerah yang berada dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, diimbau untuk mengikuti jalannya upacara bendera melalui siaran langsung di kanal Youtube Kemendikbud RI dan saluran TV edukasi dari kantor atau dari rumah/tempat tinggal masing-masing.

Nah, sudah jelas kan, kenapa tanggal 13 Mei kemarin kita melaksanakan upacara bendera. Telisik punya telisik upacara bendera Hardiknas kali ini semakin bermakna karena semua siswa dan guru ikut terlibat dalam upacara ini. Terlebih lagi Marching band dari ekstra drum band Spensapa juga ikut meramaikan jalannya upacara dengan instrumen ceremonial-nya. Petugas pengibar bendera yang solid dan kompak ditambah balutan seragam serba putih dengan peci hitam, menambah suasana upacara bendera semakin sakral dan khidmat. Jika flashback tahun kemarin, upacara bendera hanya diikuti oleh guru dan staf itupun tidak semuanya dan siswa hanya menyimak dari rumah melalui gawai mereka masing-masing. “yah bagaimana lagi, tahun kemarin kita harus menjalankan protokol kesehatan dengan sangat ketat. Sesuai dengan pedoman upacara bendera saat itu harus online, hanya beberapa saja peserta secara tatap muka yang disertakan. tapi Alhamdulillah sekarang sudah berangsur normal, kita jalani saja prosesnya” ungkap Any Suprapno, S.Pd.,MM selaku Kepala SMP Negeri 1 Pacitan yang saat itu juga menjadi pembina upacara bendera hardiknas 2022. Sebelum upacara bendera selesai, Any Suprapno, S.Pd.,MM menyematkan beberapa prestasi-prestasi yang berhasil diraih oleh siswa siswi dalam mengikuti ajang bergengsi baik lingkup Kabupaten hingga Nasional. Prestasi tersebut adalah Juara 1 Olimpiade IPS Tingkat Nasional diraih oleh Evrillia Kartika Hindrastuti, Juara 1 Turnamen Taekwondo Tingkat Provinsi Jawa Timur diraih oleh Syifa Ayu Kamila, Juara 1 KSN Mata Pelajaran IPA Tingkat kabupaten diraih oleh Bisma Ihsan Fausta,  Juara 2 Lomba Bercerita Inspiratif Tingkat Kabupaten diraih oleh Chayu One, Juara 1 Lomba Bercerita Inspiratif Tingkat Kabupaten diraih oleh Harun Perdana Putra. Dan dalam kesempatan yang baik ini sekolah turut memberikan apresiasi berupa penghargaan kepada salah satu guru di SMP Negeri 1 Pacitan, Lucia Purnami Setyaningsih, S.Pd dengan penghargaan sebagai Guru Inspiratif Peduli Pendidikan 2022.

BERMAAF MAAFAN DENGAN SELURUH SISWA DI HARI YANG FITRI

BERMAAF MAAFAN DENGAN SELURUH SISWA DI HARI YANG FITRI

Spensapa (09/05/2020). Alhadulillah telah sebulan penuh kita sebagai umat Islam menjalankan ibadah Ramadhan 1443H dengan penuh keceriaan, kebahagiaan  dan rasa kebersamaan. Hingga saatnya hari kemenangan pun tiba, tanggal 1 Syawal sebagai penentunya. Idul Fitri  sebagai hari penuh makna dimana kita saling bersilaturahmi, membuka pintu maaf selebar-lebarnya untuk saling bermaaf-maafan. Dua minggu lebih siswa siswi dan guru di Indonesia menikmati libur bulan Ramadhan dan libur hari raya Idul Fitri. Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama (Menag), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PANRB) Nomor 375 Tahun 2022, Nomor 1 Tahun 2022, Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Menag, Menaker, Menteri PANRB Nomor 963 Tahun 2021, Nomor 3 Tahun 2021, Nomor 4 Tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022. Sesuai isi dapipada SKB tanggal 9 Mei 2022 siswa masuk sekolah kembali, begitu pula dengan ASN baik Guru dan Staf juga masuk kerja seperti biasa. Nah di hari pertama masuk sekolah, ada tradisi dari dulu hingga sekarang yang masih dipertahankan yakni, Halal Bihalal. Sekedar info saja Halal bihalal adalah salah satu tradisi yang berkembang di kalangan masyarakat Islam Indonesia. Tradisi ini biasa dilakukan pasca Lebaran, tepatnya di bulan Syawal. Tradisi halal bihalal menjadi kegiatan tahunan yang bertujuan untuk menjalin silaturahmi dengan saling memaafkan. Halal Bihalal disekolah biasanya dimulai setelah acara Apel selesai. Halal bihalal dilaksanakan di halaman sekolah yang juga digunakan untuk Apel. Seyogyanya dikegiatan ini semua siswa dapat berjabat tangan, bermaaf maafan dengan Kepala sekolah, Guru dan Staf. Tetapi untuk tahun ini tidak semua siswa dapat berjabat tangan. Melainkan, diwakili oleh Ketua kelas disetiap masing-masing kelas dan tingkat. “Iya memang benar untuk tahun ini masih menerapkan protokol kesehatan walau tidak seketat tahun kemarin. Disamping itu untuk men-effektifkan waktu sehingga para siswa bisa langsung mengikuti kegiatan belajar tanpa berlama-lama dihalaman sekolah. Toh semua siswa juga sudah mengikuti ikrar untuk saling bermaaf-maafan jadi kalaupun diwakili ketua kelas saya rasa sudah bisa mewakili yang lainnya. Kegiatan Halal bihalal siswa dipersingkat memang ada kegiatan Halal bihalal khusus keluarga besar SMP Negeri 1 Pacitan bersama para Purna Guru Staf Spensapa.” terang Anjar Subiyantoyo, S.Pd selaku Kaur Kesiswaan. “Jiwa-jiwa kembali putih seakan terlahir kembali. Jutaan syukur menggema di langit Ilahi. Semoga kemenangan ini menjadi kemenangan yang hakiki. Selamat Idul Fitri 1444 H. Mohon maaf lahir dan batin”. dikutip dari pidato Kepala SMP Negeri 1 Pacitan, Any Suprapno, S.Pd.,MM.

MENCARI BERKAH DENGAN PONDOK ROMADHON 1443H

MENCARI BERKAH DENGAN PONDOK ROMADHON 1443H

Spensapa (27/4/2022). Pelaksanaan Pondok Romadhon tahun ini sangatlah menghunjam sanubari, masuk dilubuk hati paling dalam. Terasa sekali perbedaan dari tahun-tahun kemarin. Jika tahun kemarin pondok romadhon dilaksanakan dengan moda daring (online), tahun ini dapat dilaksanakan secara tatap muka bahkan hampir seperti sebelum Covid-19 melanda negeri ini. Perasaan gembira ,semangat untuk mengisi bulan suci yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini sangat terasa sekali dalam benak siswa Spensapa. Semua siswa begitu antusias dalam mengikuti kegiatan bulan romadhon tahun ini. “Iya betul, tahun ini semua begitu berbeda, gembira dan semangat religi siswa terasa sekali. Itu terbukti dari absensi siswa yang semuanya terisi, semua siswa tertib”. terang Marjono, S.Pd selaku Koordinator panitia pondok romadhon. Pondok romadhon 1443H dilingkungan SMP Negeri 1 Pacitan dilaksanakan selama tiga hari yakni tanggal 25 April sampai 27 April 2020. Masing-masing tingkat kelas mengikuti kegiatan selama satu hari. Dengan runtutan jam pelaksanaan dimulai dari pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB dilanjutkan sesi selanjutnya pukul 17.00 WIB – 21.00 WIB. Setiap awal kegiatan dimulai dengan Sholat Dhuha berjamah, tadarus Qur’an, kuliah Dhuha, materi pokok seperti Aqidah Fondasi Kehidupan, Hakekat Penciptaan Manusia, Membentuk Karakter Mutaqin, Akhlak Kunci Kebahagiaan. Sesi berikutnya diisi dengan menyambut iftar, buka bersama dilanjutkan dengan Sholat Magrib berjamaah, isya berjamah dan terawih berjamaah. Dan kegiatan ditutup dengan tadarus Al-Qur’an. “Alhamdulillah pondok romadhon berjalan dengan lancar dan sukses. Terima kasih teruntuk panitia yang sudah menyusun jadwal dengan runtut dan men-create materi pondok romadhon sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengikuti-menikmati kegiatan ini dengan baik. Terima kasih juga kepada guru yang bersedia menjadi pemateri, semoga semua yang kita lakukan ini mendapatkan rahmat berkah romadhon, Aamiin”. tutur Any Suprapno, S.pd.,MM kepala SMP Negeri 1 Pacitan.

 

SERUNYA LOMBA TUMPENG SPENSAPA MEMERIAHKAN HARI IBU 2021

SERUNYA LOMBA TUMPENG SPENSAPA MEMERIAHKAN HARI IBU 2021

 

Ibu merupakan perkara pokok yang harus kita junjung tinggi diatas kepala kita. Sosoknya yang mempunyai derajat paling tinggi di antara kedudukan dimuka bumi. Mengalahkan kasta raja, pangeran bahkan kedudukannya berpengaruh dari kehidupan dunia sampai kehidupan akhirat kelak. Siapa diatara kalian yang tidak kenal sosok Ibu? Pasti sangat tahu kan. Figur yang memotivasi jutaan umat didunia ini untuk menjadi pribadi yang bersahaja, yup itulah ibu. Sebagai penghargaan kepada seorang ibu, dunia dengan resmi menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu. Banyak tradisi, acara dan kegiatan yang dilaksanakan untuk memeriahkan hari Ibu. Salah satu dari sekian banyak yang meramaikan hari Ibu tahun ini yakni Spensapa. Spensapa panggilan akrab SMP Negeri 1 Pacitan dan Kesiswaan dibantu OSIS menyelenggarakan Lomba Tumpeng. Lomba Tumpeng dilaksanakan pada tanggal 21 – 23 Desember 2021 dan diselenggarakan di aula sekolah sebagai ruang display tumpeng. Dan sebagai ruang dekorasi Lomba Tumpeng ditempatkan di kelas masing-masing.

Any Suprapno, S.Pd.,MM kepala SMP Negeri 1 Pacitan mengatakan, “Lomba Tumpeng yang diikuti siswa kelas VII, VIII dan XI ini bukan berarti membuat atau memasak nasi tumpeng dari 0 melainkan berlomba menghias tumpeng. Kenapa tumpeng? tumpeng itu sendiri selalu dimasak dan dihidangkan oleh Ibu dalam keseharian kita. Tumpeng mempunyai nuansa kental akan sosok Ibu. Dan yang pasti proses pembuatan tumpeng juga melibatkan Ibu yang pada khirnya memunculkan kerjasama antara anak dan Ibu yang harmonis. “Lomba menghias tumpeng ini belum pernah kita selenggarakan. Mengingat tumpeng itu komponennya begitu komplek. Tapi berkat dukungan Kepala Sekolah dan Bapak Ibu Guru dan Siswa yang begitu antusias, lomba ini akhirnya terlaksana, Alhamdulillah lancar.” terang Sri Hartati, M.Pd Waka Kesiswaan.

Tejo Mukti Wibowo, S.Pd sebagai guru bahasa daerah dan salah satu juri dalam Lomba Tumpeng mengatakan, hasil karya siswa dalam lomba ini sungguh diluar dugaan. Hiasan tumpeng siswa ini seperti karya pengrajin tumpeng profesional. Hiasan tumpeng begitu cantik, indah, sedap dipandang, dilengkapi hiasan dengan detail yang sulit. Dari komposisi syarat tumpeng yang lengkap sampai mempunyai tema dan arti dari masing-masing hiasan tumpeng. Wah saya sampai terharu, siswa bisa membuat karya hiasan tumpeng sampai serumit ini.

Banyak kejadian lucu, sedih, heboh yang dirasakan siswa peserta lomba, seperti saat membawa kelengkapan lomba ke sekolah, nasi kuning yang sulit ditata bentuk kerucut, hiasan dari buah tomat, kacang panjang, mentimun yang sulit dibentuk, telat mengumpulkan ke ruang display, sampai teman sekelas yang jahil dengan memakan lauk tumpeng. “Saya sangat bangga dengan Ibu, saya sayang, saya cintai ibu. Ibu segalanya untuk saya. Berapa pun jumlah pena yang ada didunia ini tak akan mampu menulis jasa seorang ibu. Ibu kau tak tergantikan. Terima kasih Spensapa sudah menggelar acara yang luar biasa ini”, terang Bilgis Bilbina Putrie Johan peserta Lomba Tumpeng dari kelas IX B.

SPENSAPA GELAR AKSI PEDULI GUNUNG SEMERU

SPENSAPA GELAR AKSI PEDULI GUNUNG SEMERU

Pacitan – Para siswa, guru dan karyawan SMP Negeri 1 Pacitan menggelar aksi solidaritas peduli semeru. Dalam aksi ini untuk menggalang dana yang akan disumbangkan kepada masyarakat yang terdampak erupsi gunung semeru Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kepala SMP Negeri 1 Pacitan Any Suprapno di Pacitan mengatakan aksi peduli Semeru yang bernilai sangat positif ini diselenggarakan sebagai bentuk rasa empati dan kepedulian kepada korban terdampak erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12). Aksi peduli Semeru digelar pada saat istirahat ditengah siswa mengikuti kegiatan Penilaian Akhir Sekolah (PAS) berlangsung. Kegaitan yang sarat makna ini berlangsung selama 2 hari dari tanggal 10 dan 13 desember 2021. Para siswa mengumpulkan uang dikelasnya masing-masing kemudian dimasukkan dalam kotak peduli Semeru yang di sudah disiapkan oleh siswa OSIS. Dari kelas kemudian di kumpulkan pada guru Kesiswaan. Sedangkan untuk guru dan karyawan disediakan kotak peduli yang di tempatkan di meja utama di masing-masing ruang untuk nantinya diambil dan dikumpulkan kepada Kesiswaan. Any mengatakan hal seperti ini dapat membangun kepedulian, menumbuhkan rasa kemanusiaan kepada sesama yang sedang mengalami musibah. Ia menuturkan hasil pengumpulan dana ini nanti akan disalurkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pacitan kemudian disalurkan langsung ke Lumajang.

Sri Hartati, M.Pd sebagai Koordinator kegiatan aksi peduli Semeru mengatakan selain untuk meringankan beban warga Lumajang yang terdampak erupsi Gunung Semeru, kegiatan ini juga merupakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan rasa empati, rasa peduli, dan gotong-royong. “Bagi anak-anak ini merupakan pendidikan karakter yang sangat baik untuk memberikan kesempatan kepada mereka menumbuhkan kepedulian kepada sesama. Hal utama dalam penguatan pendidikan karakter itu adalah gotong-royong yang bisa mendorong mereka semangat untuk peduli kepada sesama,” katanya.

Dari Ketua OSIS Sekolah, Audi Aulia Insani Sudrajat menyatakan uang dari aksi peduli Semeru terkumpul sejumlah Rp12.600.000,-.Semua siswa sangat antusias dalam aksi peduli Semeru dan merasa prihatin atas musibah yang dialami masyarakat Lumajang korban erupsi Gunung Semeru. “Mereka harus mengungsi, rumah meraka hancur rusak, desa mereka hilang bak ditelan bumi belum lagi bencana ini menelan banyak korban jiwa. Oleh karena itu kami rela dan iklas menyedekahkan sebagian uang kami untuk mereka”. tutur Audi.

PADA 2022, SEKOLAH AKAN GUNAKAN KURIKULUM BARU? SIAPKAH?

PADA 2022, SEKOLAH AKAN GUNAKAN KURIKULUM BARU? SIAPKAH?

Pacitan – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyampaikan bahwa akan menawarkan kurikulum baru yang memiliki fleksibilitas. Adapun, kurikulum baru tersebut rencananya akan diterapkan pada 2022 mendatang.

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan, kurikulum ini nantinya akan lebih menitikberatkan kepada materi esensial. Jadi, seperti lebih disempurnakan.

“Mulai tahun depan Kemendikbudristek akan menawarkan kurikulum yang lebih fleksibel. Kurikulum tersebut akan lebih berfokus pada materi yang esensial, tidak terlalu padat materi. Ini penting agar guru punya waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi. Bukan sekadar kejar tayang materi yang ada di buku teks,” ungkap dia dalam akun Instagram-nya @ninoaditomo dikutip, Kamis (2/12).

Adapun, kurikulum prototipe ini sedang diterapkan secara terbatas di sekitar 2.500 sekolah di seluruh Indonesia melalui Program Sekolah Penggerak. Untuk diketahui, salah satu program Merdeka Belajar ini diisi sekolah-sekolah yang mencerminkan keragaman yang ada di sistem pendidikan Indonesia.

“Sebagian besar adalah sekolah yang biasa saja. Bukan sekolah yang biasa dianggap favorit atau unggul. Bukan sekolah yang punya fasilitas yang berlebih. Banyak yang justru kekurangan secara sarana-prasarana. Sebagian juga berada di daerah tertinggal,” jelasnya.

Kata dia, penerapan secara terbatas ini adalah tahap penting dalam pengembangan kurikulum. Uji coba di sekolah yang beragam memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan memang bisa diterapkan di beragam kondisi. (Sumber asli https://www.jawapos.com/nasional/pendidikan/02/12/2021/pada-2022-sekolah-akan-gunakan-kurikulum-baru/?page=2 )

Hubungi Kami

© 2022 SMPN 1 PACITAN